Pernah nonton acara di sebuah stasiun TV swasta dimana artisnya bermain tanpa naskah? Ada kelucuan yang terjadi, ada hal yang tak terduga muncul dengan tiba-tiba.
Sang artis harus menyiapkan belasan atau bila perlu ratusan kemungkinan untuk mengantisipasi adegan yang akan dijalani. Kalau tidak, dia akan nampak blo’on di atas panggung saat kurang sigap dalam mengambil keputusan.
Seperti acara TV di atas, hidup ini juga mengalir tanpa naskah. Kita sebagai tokohnya tak pernah tahu apa yang akan terjadi, bulan depan, minggu lusa, besok bahkan sedetik yang akan datang.
Hidup ini takkan pernah sama, putaran roda waktu hanya berjalan searah. Orang menyebut semua yang telah terjadi pada diri kita sebagai takdir dan takdir itu punya hubungan yang sangat erat dengan kemampuan kita mempersiapkan “jawaban”.
Sebuah anekdot nampak dalam sebuah spot iklan di televisi. Ada seorang guru yang bertanya kepada salah seorang muridnya, kenapa Patimura bisa ditangkap Belanda? Semula saya berharap ada jawaban yang berbau analisis tapi ternyata sang murid dengan santai menjawab : sudah takdir !
Yah, sebagian dari kita memang suka mengkambinghitamkan takdir atas segala kegagalan yang terjadi. Hidup miskin, gak dapat pekerjaan, gagal studi atau mungkin susah cari jodoh dibilang ini semua sudah suratan takdir. Kata-kata sudah takdir hanya membuat kita patah semangat, hidup kerdil dan selalu diliputi pesimisme. Hidup ini adalah pilihan dan faktanya takdir bisa dilawan. Satu contoh, andai kita sedang berangkat kuliah atau sedang berangkat kerja dan kebetulan kita bangun kesiangan. Kita pacu motor dengan gigi tertinggi dan tuas gas yang sudah mencapai limit. . . . . tiba tiba kita tergelincir dan jatuh terguling guling. What’s next? Berbagai tayangan di TV yang mewartakan berita kecelakaan saya rasa sudah memberi jawaban. Hampir semuanya berakhir dengan sebuah potret sepotong tubuh yang membujur kaku dengan berselimutkan koran diatasnya.
Kejadian yang mirip di atas terjadi di sirkuit balap. Salah seorang peserta jatuh terguling guling saat berjalan ratusan km/jam. . . dan bim salabim, dia bangkit lagi untuk mengambil motornya. Hampir semua peristiwa seperti itu, terjatuh dan bangkit kembali. Persiapan yang amat matang nampaknya membuat lonceng kematian terasa agak sulit berbunyi.
Tak seperti naskah unas, naskah hidup tak pernah bocor. Agak aneh bila ada orang yang mengaku bisa mengetahui suratan takdir kita dengan mengetik REG RAMAL dan mengirimkannya kesebuah nomor dengan tarif premium. Dan lebih aneh lagi ternyata kita mempercayainya.
Ngomong-ngomong, apakah kita bisa bergabung di TPC ini karena takdir ?
September 10th, 2008 at 01:21
Iya naskah yang buat adalah Tuhan, tapi manusia tetap punya usaha untuk mendapatkan maksimal 😀
hari gini masih percaya ramalan..? hmmm
September 10th, 2008 at 03:28
Gabung TPC itu hukumnya wajib sebagai warga Surabaya..
September 10th, 2008 at 03:39
hemm
apa bisa disebut takdir ya!….
September 10th, 2008 at 03:48
bener tuh kata gajah pipis..eh gajah peaing…bisa ngeblog and cinta surabaya….wajib hukumnya gabung TPC. kalau tidak, Maka Dosa ditanggung pribadi (ya iyalah..masak ditanggung orang).
September 10th, 2008 at 05:31
Terkadang, naskah yang sudah susah payah kita susun untuk 10 tahun kedepan jadi berantakan gara-gara sebuah kesalahan kecil: tidak lulus dalam Ujian Nasional. Kalau terus menerus menyalahkan takdir, kita tidak akan bisa maju. Bukankah manusia punya kekuatan untuk merubah takdirnya sendiri, daripada percaya dengan ramalan? 😉
September 10th, 2008 at 09:36
um..umm….takdir yeach…….takdir..
September 10th, 2008 at 19:37
hidup adalah pilihan, dan takdir adalah alasan pembenaran untuk pengambilan pilihan yg salah yg kita lakukan.
gabung TPC adalah sebuah pilihan juga, tentunya dengan segala keuntungan dan kerugiannya
*untungnya saya gak tau, kalo ruginya ya itu di TPC ketemu saya*
September 10th, 2008 at 20:47
selagi kita usaha, dan bertawakkal, InsyaAllah akan mendapatkan apa yang kita inginkan..
September 10th, 2008 at 22:54
Aku juga ga tau, apa takdir itu seperti limit fungsi dalam matematika, dengan x mendekati 0.. . . . .
Dengan bertambahnya kedewasaan, bertambahnya pengalaman, dalam usaha en ikhtiar yang kita jalani akan didapat result mendekati 0 kegagalan.
September 11th, 2008 at 09:06
[…] lebaran ini DETEKSI bagi-bagi THR untuk semua blogger di Indonesia. Teman-teman Komunitas Blogger TuguPahlawan, BloggerNgalam, KotaReyog, AngingMammiri, WongKito, Seruit, BloggerJember, AcehBlogger, […]
September 11th, 2008 at 11:40
yah…hidup memang sudah digariskan seperti itu…..
tapi perlu kita ketahui….walopun kita hidup tanpa naskah hidup kita sudah pasti ada yang ngatur….
jadi selama kita memohon petunjuk kepada Sang Pengatur Alam ini,
hidup kita tidak akan lepas kendali…..,
Sayangnya kehidupan kita ini gak segampang untuk disamakan dengan naskah (acara tv)…
Kita hidup punya rencana, Punya Masalah, Punya Urusan, punya janji dsb yang tidak hanya semudah kita menyamakan dengan “naskah drama”.
September 11th, 2008 at 12:31
takdir atau bukan yang penting saya bangga bisa gabung ma TPC.
September 11th, 2008 at 15:21
Bagaimanapun saya sangat menertawakan yang namanya takdir ….. HUAHAHAHAHAHA …..
Apalagi kalau pas dia tampil sama Doyok …
BTW, takdir itu ternyata dari Suroboyo lho …
September 11th, 2008 at 15:25
eh maap, maksud saya sebelumnya itu adalah Kadir … hehehe ….
mungkin sudah Kadir kalau saya menulis seperti ini ….
yah .. itu semua sudah Kadir dari sononya
September 11th, 2008 at 15:57
ketik REG CEBONG
kita gabung TPC karena kita mau
September 11th, 2008 at 16:17
Acaranya ‘akhirnya datang juga’ kan yaya saia tau.
Ya tentulah kita semua di pertemukan di sini karena takdir.
Kalau mengenai ramalan tu cuma ngeruk keuntungan dari pulsa saja. hari gene percaya ramalan ? gak banget.
September 12th, 2008 at 00:26
apakah kita bisa bergabung di TPC ini karena takdir ?
Hmmm, mungkin lebih tepatnya adalah Nasib.
hohohooho
September 12th, 2008 at 10:06
waduh, ada yang menghubungkan dengan matematika nih. takdir itu emang udah ditentuin tapi bisa kita rubah jika kita berusaha. Ibaratnya 0 per 0 jawabannya tak tentu
September 16th, 2008 at 19:18
ada takdir yang bisa kita rubah, ada pula yang nggak,,
tapi intinya sih, smua trjadi atas izinNya,,