Jika Anda berkunjung ke Surabaya, cobalah sempatkan mampir ke Kya-Kya Kembang Jepun. Kawasan Pecinan Surabaya ini terletak di dekat Jembatan Merah. Memiliki gerbang khas kawasan Pecinan, Kya-Kya sejatinya hanyalah sebuah jalan raya yang sibuk di pagi hari, namun menjelma menjadi pusat jajanan mulai sore hingga malam hari.
Menikmati makanan dan minuman di tengah-tengah jalan ditemani guyuran sinar lampu dan hiasan lampion-lampion tentu merupakan sebuah pengalaman tersendiri. Makanan dan minumannya beragam, mulai dari yang khas Suroboyo hingga khas Cina, mulai dari yang halal sampai yang nggak halal. Memang kebanyakan makanannya bernuansa masakan Cina, seperti Pangsit Mie dan kawan-kawan.
Kalau Anda menggunakan kendaraan umum, dari terminal Purabaya (m)Bungurasih Anda bisa langsung naik bus kota menuju Jembatan Merah Plaza, kemudian diteruskan dengan berjalan-jalan sore ke Kya-Kya. Jika Anda seorang bikers alias pengendara sepeda motor, Anda tak perlu bingung dimana mencari tempat parkir karena di sana sudah tersedia tempat parkir. Mau memarkir di trotoar dekat penjual makanan juga monggo kerso, bebas.
Hari-hari tertentu, misalnya hari raya Imlek, di sini selalu diadakan perayaan yang meriah. Biasanya ada semacam festival barongsai dan hiburan-hiburan lainnya. Jadi, sempatkan mampir ke sini ketika Anda berkunjung ke Surabaya. 🙂
Catatan Foto
Flickr: Nikon FM-10, Nikkor Micro Lens 55mm, F/22, Bulb 4 detik, Kodak ColorPLUS Asa 200.
November 25th, 2007 at 05:33
wehhh …
*ngiler kamerane*
November 25th, 2007 at 06:34
sayang kondisinya sekarang seperti pepatah hidup segan mati tak mau. kayaknya perlu upaya lebih dalam lagi dari pemkot, supaya ide awal yang mulia ini nggak kemudian musnah sia-sia. Sayang, tempat wisata kuliner seperti ini jadi wassalam karena pemerintahnya nggak peduli. Padahal ini aset wisata juga lho!!
November 25th, 2007 at 06:38
# STR:
Hehehe… kamera jaman dulu waktu kuliah… 😀
November 25th, 2007 at 06:56
@ yuki: makanane muahal, mas. kalo mau dibikin wisatas kuliner, mestine harganya yg merakyat gicu.
November 25th, 2007 at 07:16
Kalau saja harga makanannya relatif lebih murah, mungkin ceritanya akan menjadi lain lagi. Akan lebih ramai tentunya…
November 25th, 2007 at 07:46
cempluk pernah ke kya kya nih om galih..emang nuansa pecinan banget.
November 25th, 2007 at 08:03
dari kya kya, geser sedikit ke kampung arab… incip2 nasi kebuli + gule kambing = ajiiibb 😀
kalo kya kya nya sendiri, wes nggak seindah foto ini. sekarang sepi, makanane mahal, waitersnya agak2 agresif, dan overall = nggak asik lah. kalah jauh sama G-Walk.
November 25th, 2007 at 11:41
kasian kya-kya pesonanya sudah mulai hilang nggak ada kabarnya.
November 25th, 2007 at 12:13
Kya-Kya Kembang Jepun. Dulu menjadi heboh dan terkenal karena sosok Dahlan Iskan. Di awal pembukaannya, harga “stand” di sana selangit. banyak makelar yang main. dikiranya bakal laris manis jualannya. ternyata eh ternyata… kapan hari saya ke sana mengantarkan teman dari Jakarta, duuuhhhh… kasihan sekali kondisinya: sepi, suram, jorok, mahal!!!!!!!!!
dulu harga mahal gak masalah karena suasana juga enak. lha sekarang? gak blas!!!
November 25th, 2007 at 13:05
kya – kya cedak omah q.. XD~
tapi saiki rodo
November 25th, 2007 at 16:03
wuih.. kopdarnya di sana aja gimana ?
November 25th, 2007 at 16:41
sekalian melestarikan kya-kya gitu? hmmm…harusnya orang pemkot diajak juga tuh…mosok seger diawal klenger diakhir….
November 25th, 2007 at 22:48
kok kesan ku kya kya saiki kotor ya? jelas sekali kalau pemkot setengah setengah dalam menangani kya kya ini. padahal dulu di jaman keemasannya, kya kya ini saya andalkan lho setiap ada kunjungan teman dari jakarta
November 26th, 2007 at 07:34
Wah, sori dori mori, udah nggak update lagi, foto lama soalnya.. 😀
November 26th, 2007 at 13:29
» aRuL :
Saya setuju!
» Sun :
Tambah cedek omahku, Sun!
November 27th, 2007 at 17:35
wah.. lak enak.. pak guru Edi nak golek panganan gampang jeh.. ck ck ck
November 29th, 2007 at 00:13
cak galih, aku ultah tanggal 31 maret… dikado kamera Nikon FM-10, Nikkor Micro Lens 55mm, F/22, Bulb 4 detik, Kodak ColorPLUS Asa 200 masiyo seken gak popo wes…
mayan nggo usaha setudiyo poto, nyaingin cak galihNovember 29th, 2007 at 08:11
#chiw:
FM-10 wis dilego kawit biyen chiw 😀
May 28th, 2009 at 08:35
wah jadi inget saat aku jadi salah satu bagian sejarah ikon kota surabaya.. Kya Kya Kembang Jepun. Jam 16.00 aku dan temen temen harus menutup pintu akses jalan sepanjang 750mtr agar semua kendaraan tidak masuk jalur tersebut. Membantu temen temen untuk menata meja kursi untuk para pengunjung meski dari hari ke hari jumlah kursi meja semakin menyusut karena rusak. Apalagi kalo ada event music atau apapun, semakin ribet dan cuapekkkkkkkkkkkk………….. Kasihan juga temen temen. Tapi gimana lagi rutinitas harus terus berjalan dan tetap menjadikan Kya Kya sebagai tempat kerjaan kita.
Namun kini tinggal kenangan, kadang kangen juga melihat suasana yang dulu. Kadang aku melintas disepanjang jalan kembang jepun dan melihat gedung ex jawa pos depan gedung Bank Mega dimana aku biasa ngantor.